Selasa, 01 Desember 2009

Kunjungan Pameran Pendidikan Islam




   







Jumat, 13 November 2009

Program Sekolah Gratis: Betulkah? (Opini Masyarakat)

Belakangan ini muncul iklan televisi keluaran Diknas yang mengkampanyekan program sekolah gratis. Kemunculan iklan ini sekilas memberikan secercah harapan akan adanya program pendidikan yang dapat diakses oleh setiap orang Indonesia tanpa harus mengeluarkan uang sepeserpun. Lewat program ini, pemerintah dan Diknas ingin agar setiap orang tua mau menyekolahkan anaknya tanpa perlu lagi memikirkan berapa biaya sekolah yang harus ditanggung oleh mereka. Di atas permukaan, program ini terlihat bagus, hebat, dan luar biasa. Tapi iklan ini termasuk menyesatkan! Iklan ini menyesatkan karena orang tua murid dibuat berpikir bahwa biaya sekolah itu betul-betul gratis 100%. Padahal komponen biaya belajar di sekolah bukan cuma uang iuran bulanan saja. Kalau memang betul pendidikan itu gratis maka betulkah seragam sekolah juga gratis? Kalau anaknya bertambah besar, mungkinkah anak tersebut mendapatkan seragam sekolah yang baru dan lebih besar tanpa harus membayar? Kalau sekolah itu gratis, betulkah buku-buku siswa juga diberikan oleh sekolah? Masih perlukah siswa mencari buku di luar sekolah? Kalau memang sekolah itu gratis, masih mungkinkah siswa bebas dari pungutan-pungutan ekstra tidak jelas yang terkadang dilakukan oleh pihak sekolah? Dan jika sekolah itu betul-betul gratis, masih perlukah orang tua murid membayar uang masuk/pangkal saat mendaftarkan anaknya masuk ke sekolah negeri? Masih adakah yang namanya pungutan uang pembangunan sekolah sebagai persyaratan agar seorang calon siswa diterima di sebuah sekolah? Kalau belum ada jawaban tegas yang bisa diberikan pada semua pertanyaan itu, maka kampanye pendidikan gratis di Indonesia adalah kebohongan publik.
Hati-hati kalau mau menyatakan pendidikan gratis di negara ini.

Bulan lalu, saya pernah menulis esai mengenai penyebab mahalnya biaya sekolah di Indonesia yang mana hal tersebut disebabkan oleh tiga faktor; seragam, buku, dan biaya-biaya sekolah yang tidak jelas. Peniadaan uang iuran sekolah sama sekali tidak membuat biaya sekolah menjadi gratis. Menjadi murah iya, gratis . . . nanti dulu. Kalau mau bikin pendidikan gratis maka:

• Seragam HARUS GRATIS
• Buku HARUS GRATIS
• Biaya sekolah tidak jelas HARUS DIHILANGKAN

(sumber : http://todoeducare.posterous.com/program-sekolah-gratis-betulkah)

Program Sekolah Gratis

Pada tahun ajaran baru seperti saat ini, program sekolah gratis yang diterapkan pemerintah sangat dirasakan manfaatnya. Orangtua murid tidak lagi dipusingkan dengan uang gedung atau uang SPP sang anak.

Seperti yang dituturkan Iman (45), ia hanya mengeluarkan biaya untuk membeli peralatan sekolah bagi putrinya, Jihan Ramadhani (6). "Untuk tahun ajaran baru ini, saya hanya mengeluarkan Rp 1,5 juta. Itu jumlah yang wajar karena di dalamnya sudah termasuk peralatan sekolah dan buku-buku pelajaran, apalagi anak saya baru kelas I," tuturnya saat ditemui di SD Negeri 02 Pagi Lebak Bulus, Jakarta, Selatan, Senin (13/7).

Sejak beberapa bulan yang lalu, Iman telah mencicil membeli peralatan sekolah bagi putrinya. Hal itu dilakukan agar mendapat harga yang lebih murah.

Pendapat serupa dikatakan Firdaus (41). Untuk tahun ajaran 2009/2010 ia hanya mengeluarkan dana Rp 500.000. Anaknya, Nurul (9), telah duduk di kelas III sehingga tidak memerlukan peralatan sekolah yang baru. "Paling-paling beli alat tulis dan buku pelajaran. Kalau seragam dan tas masih bisa dipakai," akunya.

Indri (37), orangtua murid lainnya, mengamini dua pendapat sebelumnya. Tak banyak biaya yang ia keluarkan untuk putranya, Wendy (8). Seragam dan buku-buku tulis tahun ajaran lalu juga masih bisa digunakan. "Kalau untuk buku pelajaran nanti pakai punya kakaknya saja," kata Indri.

Ibu dua anak ini mengaku, pihak sekokah SD 02 Pagi, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sama sekali tidak memberatkan murid-muridnya, bahkan beberapa siswa yatim mendapat bingkisan peralatan seragam sekolah. "Kalau ada sedikit pungutan itu wajar, buat anak-anak kami juga," ujarnya. (sumber : Kompas, Juli 2009)

Jumat, 06 November 2009

Fungsi OSIS itu apa sih?

Hai semua!

Fungsi OSIS itu apa sih? Namanya kan Organisasi Siswa Intra Sekolah, jadi maksudnya organisasi itu bergerak di lingkungan dalam sekolah.

Selama ini OSIS sukanya menyelenggarakan acara-acara, lalu... sudah deh. Kayanya semua acara yang mempersiapkan dan yang kerja semuanya anggota OSIS. Atau bagi yang jadi OSIS, ada tugas lainkah?

Saya berpikir: mengapa di sekolah tidak ada badan perwakilan? Mengapa OSIS tidak berperan sebagai DPR-nya siswa yang berisi wakil siswa yang dapat menyampaikan aspirasi siswa? Jadi jika siswa punya saran yang sulit disampaikan secara langsung, bisa memakai OSIS sebagai wakil-wakilnya yg dipercaya utk memberi tahu guru / sekolah.


Kalau gitu coba deri pikir2 deh
OSIS itu kan juga siswa
Dan di skul kita itu OSIS itu segala keputusannya masih tergantung banget ama skul dan guru
Jadi saya kira di mata guru OSIS itu ga lebih dari sekumpulan siswa yang aktif
Istilahnya ga beda lah pandangan mereka terhadap OSIS ama pengurus kelas
Jadi kira2 mungkin ga ya kalau OSIS gantiin kita protes ke guru? :p
Apalagi coba lihat OSIS tahun ini
Bukannya mau menjelek2an atau bagaimana ya ...
Tapi menurut saya sebagian besar ga punya kharisma
Buktinya pas mereka ngomong hampir ga ada yang mendengarkan
Kalau kayak gitu mana mungkin guru mau mendengarkan saran mereka
Kita aja ga mau, apalagi guru ..........
Apalagi ga semua manusia itu mudah untuk dikritik
Salah seorang guru kita yang sangat berwibawa aja ga mampu mengubah guru fisika kita yang ga kompeten itu(ga usah disingkat atau sebut namanya, anak CC pasti udah tau)

Oh iya, 1 lagi
Entah kenapa saya merasa OSIS itu kesannya kayak ekskul eksklusif
Maksudnya kita cuma tahu anggotanya itu kayak party organizer gitulah
Pas ada acara ya menyelenggarakan gitu
Tapi selebihnya kita tahu ga mereka ngapain aja?
Menurut saya kelemahan OSIS, terutama di sekolah kita itu ya kurang transparan
Jadi kalau ada masalah dipendem saja
Misal ada rencana bikin acara dan kayak bakal gagal, ya udah
Bisa aja kan sebenarnya minta bantuan ke temen2
Siapa tau ada yang mau bantu
Makanya pas ada rencana bikin kotak keluhan dari siswa saya ga yakin bakal ada yang pake
Wong siswa aja bisa dibilang ga menganggap OSIS lebih dari sebuah ekskul Fanfare
Tapi ini cuma pendapat saya lho ^_^


(sumber : http://www.forumpendidikan.com/)

OSIS ( Organisasi Siswa Intra Sekolah )

Arti bentuk dan warna lambang OSIS : i. Bunga bintang sudut lima dan lima kelopak daun bunga. Generasi muda adalah bunga harapan bangsa dengan bentuk bintang sudut lima menunjukkan kemurnian jiwa siswa yang berintikan Pancasila. Para siswa berdaya upaya melalui lima jalan dengan kesungguhan hati, agar menjadi warga negara yang baik dan berguna. Kelima jalan tersebut dilukiskan dalam bentuk lima kelopak daun bunga, yaitu : abdi, adab, ajar, aktif dan amal.

ii. Buku terbuka. Belajar keras menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan sumbangsih siswa terhadap pembangunan bangsa dan negara.

iii. Kunci pas. Kemauan bekerja keras akan menumbuhkan rasa percaya pada kemampuan diri dan bebas dari ketergantungan pada belas kasihan orang lain, menyebabkan siswa berani mandiri. Kunci pas adalah alat kerja yang dapat membuka semua permasalahan dan kunci pemecahan dari segala kesulitan.

iv. Tangan terbuka. Kesediaan menolong orang lain yang lemah sesama siswa dan masyarakat yang memerlukan bantuan dan pertolongan, yang menunjukkan adanya sikap mental siswa yang baik dan bertanggung jawab.

v. Biduk. Biduk / perahu, yang melaju di lautan hidup menuju masa depan yang lebih baik, yaitu tujuan nasional yang dicita – citakan.

vi. Pelangi Merah Putih. Tujuan nasional yang dicita – citakan adalah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera baik material maupun spiritual.

vii. Tujuh belas butir padi, Delapan lipatan pita, Empat buah kapas, Lima daun kapas. 17-8-45 adalah peristiwa penegakan jembatan emas kemerdekaan Indonesia mengandung nilai – nilai perjuangan ’45 yang harus dihayati para siswa sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional. Kemerdekaan yang telah ditebus dengan mahal perlu diisi dengan partisipasi penuh para siswa.

vii. Warna Kuning. Sebagai dasar lambang yaitu warna kehormatan / agung. Suatu kehormatan bila generasi muda diberi kepercayaan untuk berbuat baik dan bermanfaat melalui organisasi, untuk kepentingan dirinya dan sesama mereka, sebagai salah satu sumbangsih nyata kepada tanah air, bangsa dan negara.

ix. Warna Coklat. Warna tanah Indonesia, berpijak pada kepribadian dan budaya sendiri serta rasa nasional Indonesia.

x. Warna Merah Putih. Warna kebangsaan Indonenesia, dengan hati yang suci, berani membela kebenaran.